Mewujudkan Manusia Yang Cerdas, Terampil , Beriman Bertaqwa, Dan Berbudi Pekerti Mulia Serta Peduli Lingkungan

08 Desember 2021

WUJUDKAN SMART SCHOOL, SMPN 1 BULUKERTO MENGIKUTI MICROSOFT GLC 2021


Dalam rangka mendukung siswa untuk terampil dalam pendidikan global di era digital, SMP Negeri 1 Bulukerto mengikuti kegiatan Microsoft Global Learning Connection 2021 dengan Tema "WeAreDigitalLeaders" yang diadakan oleh PT. Microsoft Indonesia. kegiatan ini melibatkan 39 sekolah di Indonesia dengan total peserta mencapai ±585 siswa dan 78 guru, yang terhubung secara virtual menggunakan Microsoft Teams, dengan mengundang para jajaran direktur dan eksekutif Microsoft sebagai narasumber. 
Dalam mendukung acara tersebut SMP Negeri 1 Bulukerto mengikutkan 16 Peserta dan 3 Pendamping, dengan koordinator pendamping Yanuar Prasetyanto Nugroho, S.Pd., dibantu oleh Arif Jatmiko, M.Pd., dan Santoso, M.Pd.I., dalam kegiatan ini juga didukung oleh bapak Kepala Sekolah Misdyanto, S.E., S.Pd.Ing.
Di kegiatan ini juga tergabung sekolah-sekolah dari Luar Negeri, antara lain dari India, Malaysia, Vietnam. 


12 November 2021

Peran Konselor Dan Orangtua Untuk Membentuk Karakter Siswa

Keberadaan konselor merupakan sosok pendidik yang diperlukan untuk memberikan pembelajaran melalui prosedur layanan bimbingan ataupun layanan konseling yang berorientasi kepada pengembangan diri, baik secara perorangan maupun kelompok agar siswa dapat mandiri dan bisa berkembang secara optimal, melalui bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier dengan menggunakan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku disamping kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran.

Hal tersebut selaras dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 mengamanatkan bahwa Pengembangan diri dilaksanakan dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler dan pelayanan konseling, dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat yang dimiliki. Selain itu dalam mengeksplorasi setiap potensi yang dimiliki siswa, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak masalah yang sering kali dihadapi oleh para siswa yang harus diselesaikan oleh seorang konselor. Menurut Tohirin (2013) secara umum masalah-masalah yang dihadapi oleh individu khususnya oleh siswa di sekolah sehingga memerlukan bimbingan dan konseling adalah:

(1) masalah-masalah pribadi,
(2) masalah belajar (masalah-masalah yang menyangkut pembelajaran),
(3) masalah pendidikan,
(4) masalah karir atau pekerjaan,
(5) penggunaan waktu senggang,
(6) masalah-masalah sosial dan lain sebagainya.

Keseluruhan masalah yang diungkapkan di atas akan berpengaruh negatif terhadap pembentukan karakter siswa, oleh karenanya sebagai seorang konselor dalam mengatasi permasalahan tersebut dapat menggunakan berbagai cara pelayanan yaitu bisa menggunakan pelayanan dengan model bimbingan dan konseling 17 plus atau menggunakan model bimbingan konseling komprehensif yang kedua-duanya memiliki tujuan yang sama dalam memberikan pelayanan terbaik kepada siswa namun dengan kerangka pelayanan yang berbeda. Misalkan untuk pelayanan Bimbingan dan konseling pola 17 plus menurut Prayitno (2003), yang terdiri dari: empat 4 macam bimbingan, yaitu : bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier, 10 macam layanan, yaitu : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi, mediasi, dan advokasi; serta 6 kegiatan pendukung, yaitu : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan dan alih tangan kasus .

Sedangkan untuk bimbingan dan konseling komprehensif memiliki 4 komponen layanan yaitu layanan dasar, layanan responsive, layanan perencanaan pribadi dan dukungan sistem (Yusuf, 2007). Berdasarkan layanan-layanan yang diungkapkan di atas, sering kita menemukan pertentangan antara dua macam model layanan tersebut karena sering kali para praktisi kebingungan untuk menggunakan yang mana. Untuk menjawab hal tersebut secara sederhananya adalah mengikuti rujukan atau panduan pemerintah yang telah disahkan, sehingga tersistem secara kelembagaan untuk seluruh sekolah yang ada, entah nanti oleh pemerintah menggunakan rujukan teori yang mana, tapi yang pastinya penggunaan semua model layanan adalah sah secara akademik namun perlu disesuaikan dengan setiap kebutuhan para siswa.

Menurut Willis (2007) karakteristik kepribadian yang harus dimiliki konselor yaitu beriman dan bertakwa, komunikator yang terampil dan mampu menjadi pendengar yang baik menyenangi manusia, pikiran jernih, memiliki ilmu dan wawasan tentang manusia; sosial budaya; dan merupakan nara sumber yang kompeten, tenang dan sabar, menguasai keterampilan teknik, memiliki intuisi, memahami etika profesional, respek, jujur, asli, dan tidak menilai, fleksibel, empati, memahami, menerima, menghargai, hangat, dan bersahabat, fasilitator dan motivator, memiliki emosi yang stabil, cepat dan mampu, objektif, rasional, logis dan kongkrit serta konsisten dan bertanggung jawab.

Senada dengan hal di atas, kepribadian konselor menurut Geldard & Geldard (2011) yaitu harus menampilkan sikap yang tulus, penuh empati, hangat dan harmonis yang dilandasi kasih sayang, tidak menghakimi dan penerimaan yang positif tanpa syarat, menunjukkan perhatian, pengertian dan dukungan, bersikap kolaboratif dengan menunjukkan penghargaan yang tinggi terhadap orang lain dan menunjukkan kemampuan dalam menggunakan keterampilan konseling sesuai dengan maksud dan tujuannya.

Lebih lanjut menurut Kulsum (2013) bahwa seorang konselor harus memiliki program yang berkesinambungan dan variatif untuk menanamkan paradigma belajar ini dan yakin bahwa konsep tersebut dilaksanakan dalam keseharian. Saat paradigma belajar sudah difahami semua pihak, kemudian konselor harus membangun sistem yang memfasilitasi semua kegiatan sedang menuju kepada optimalisasi tercapainya tujuan pembelajaran. Konselor juga harus mampu menciptakan standar, prosedur, buku pedoman, buku panduan, manual, format, serta formulir sebagai acuan para guru dan siswa dalam melaksanakan program. Namun demikian, standarisasi ini tetap dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa semua program sejalan dengan tujuan pembelajaran dan bukan untuk mempersulit guru atau memasung kreativitas.

Dengan demikian melalui berbagai layanan dan kompetensi kepribadian yang dimiliki oleh konselor, diharapkan mampu membuat program-program yang pembelajaran yang menyenangkan, inovatif, kreatif untuk mengisi waktu-waktu luang yang disediakan. Disamping itu keterlaksanaan program layanan di sekolah kadang kala tidak begitu saja berjalan seperti tujuan yang diinginkan, hal ini bisa jadi disebabkan oleh faktor-faktor lain, salah satunya adalah faktor orangtua.

Menurut Yusuf (2007) anak merupakan amanah orangtua yang masih suci laksana permata, yang baik buruknya akan tergantung pada pembinaan yang diberikan oleh orangtua kepada mereka. Hal ini memberi arti bahwa keberhasilan pendidikan anak sudah seharusnya merupakan tanggung jawab orangtua, dikarenakan orangtua adalah pendidik yang pertama dan utama saat anak terlahir ke dunia. Peran orangtua di sini sangat diperlukan untuk mendidik agar dapat membentuk pribadi anak menjadi baik dan dapat diharapkan untuk masa yang akan datang, apalagi orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama, disamping itu orangtua harus memberi contoh dan perilaku baik agar anak dapat meniru kebaikan dari orangtuanya, disamping itu dalam pembentukan karakter anak sangatlah penting apalagi orangtua merupakan sarana pertama kali bagi anak dalam menerima sosialisasi.

Penerapan pola didik orangtua seharusnya berorientasi terhadap didikan yang manusiawi yang penuh perhatian dan kasih saying tanpa harus memarahi ataupun memberikan hukuman fisik namun memberikan peringatan ataupun arahan agar tidak mengulanginya lagi. Selain itu juga memberikan pendidikan agama, nilai-nilai moral, etika dan aturan sosial kemasyarakatan terhadap anak sehingga dapat membentuk karakter anak dengan baik disamping penguatan kecerdasan intelektual anak (Utami, 2013). Dengan menerapkan strategi yang digunakan para orang tua menjadikan anak mereka generasi yang handal dalam era yang serba maju ini. Dan pada akhirnya siswa juga akan mengerti jika diberi sesuatu mereka dapat memilih mana yang baik dan benar. Ini merupakan pendidikan yang baik yang diterapkan orang tua kepada anaknya. Anak berusaha mengerti dan berusaha melakukannya, karena orangtua di anggap sebagai pendidik yang baik (Hurlock, 2004).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peran yang hendak dipahami bahwa kesesuaian prongram konselor dalam membentuk karakter siswa bukanlah hal yang mudah namun membutuhkan sebuah proses yang berkelanjutan dan terintegrasi antara konselor dan orangtua dirumah, sehingga tidak terjadi miskomunikasi cara mendidik. Melalui layanan konsultasi dan kunjungan rumah ataupun dukungan sistem kedua belah pihak dapat melakukan komunikasi yang intensif melalui pertemuan terjadwal guna membicarakan kemajuan perkembangan siswa serta rancangan-rancangan program yang relevan bagi siswa.


02 Oktober 2021

Lepas Sambut Kepala SMP Negeri 1 Bulukerto

Sambutan dan Kata Perpisahan dari Pak Ichwan

Sambutan dan Perkenalan dari Pak Misdy


Pemberian Kenang-Kenangan

Serah Terima Akun Office 365 SMP Negeri 1 Bulukerto
Dari Pak Ichwan Ke Pak Misdy

 

10 Juli 2021

Showcase SMP Negeri 1 Bulukerto

SMP Negeri 1 Bulukerto Bekerjasama dengan Microsoft Indonesia
(SMP Negeri 1 Bulukerto dengan PT. Cipta Gading Artha)
==========================================
SMP Negeri 1 Bulukerto merupakan salah satu Sekolah Digital di Kabupaten Wonogiri, dan merupakan satu-satunya Sekolah Digital di Sub-Rayon 05 di Kabupaten Wonogiri yang bekerjasama dengan Microsoft Indonesia.




 

20 Mei 2021

Perlukah Orang Tua Mempelajari BK?

Orang tua adalah pusat pembelajaran pertama kali bagi anak di samping guru. Segala hal yang diajarkan oleh orang tua terhadap anak tidak semuanya ada di dalam sekolah, contohnya seperti penanaman sikap dan pembiasaan yang baik. Pembelajaran itu didapati anak untuk pertama kalinya hanya pada orang tua atau keluarga. Di sekolah memang ada penanaman sikap dan pembiasaan yang baik, akan tetapi tidak semua sekolah terdapat pembelajaran itu dan juga tidak semuanya terarah dengan baik.

Sebagai guru pertama bagi anak, orang tua harus bisa membimbing dan mendidik anaknya dengan benar supaya tidak terjadi kekeliruan pada tumbuh kembang anak. orang tua yang cerdas pasti mendidik anaknya dengan pendidikan yang baik dan tepat, karena masa depan anak ada di tangan orang tua. Jika bimbingan orang tua baik dan sesuai maka tidak menutup kemungkinan bahwa anaknya akan tumbuh menjadi anak yang cerdas, akan tetapi jika sebaliknya, maka hasilnya pun juga sebaliknya.

Menjadi guru bagi anak bukanlah hal yang mudah, terlebih jika menjadi guru yang pertama bagi anak. Kita sebagai orang tua harus mengajarkan segala hal bagi anak mulai dari nol, seperti mengenalkan tentang mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan lain sebagainya.

Sebagai guru yang baik bagi anak, orang tua harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara megajarkan pembelajaran yang baik bagi anak. Salah satu bekal agar menjadi orang tua yang baik bagi anak adalah orang tua harus memiliki pengetahuan tentang BK atau bimbingan konseling pada anak.

BK atau bimbingan konseling adalah salah satu layanan yang penting bagi perkembangan anak. BK dapat membantu orang tua dalam mengetahui bagaimana tingkatan perkembangan anak.

Bimbingan Konseling adalah upaya sistematis yang terprogram dan terarah untuk  membantu anak didik yang dilakukan oleh konselor. Kebanyakan konselor dari seorang guru namun juga bisa dilakukan oleh orang tua atau orang – orang di sekitarnya.

Layanan BK bagi anak sangat bermanfaat terlebih pada perkembangan anak yaitu untuk membantu anak dalam mencapai kemandirian di kehidupannya. Mencapai kemandirian di kehidupannya itu seperti :

  1. Anak bisa mengenali siapa dirinya, sifatnya, dan kemampuan yang dimilikinya
  2. Anak bisa mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya
  3. Anak bisa mengatasi masalah yang dihadapinya secara mandiri
  4. Anak bisa menyiapkan perkembangan sosial dan mentalnya agar dapat membantu anak menempuh pendidikan ke tahapan selanjutnya.

Tidak hanya bermanfaat bagi anak, layanan BK juga bermanfaat bagi orang tua, seperti :

  1. Membuat pengertian dan pemahaman kepada orang tua tentang keberadaan anak sebagai individu
  2. Orang tua dapat mengatasi gangguan sosial emosi yang terjadi pada anak dengan adanya layanan BK
  3. Orang tua dapat mengambil keputusan dalam memilih pilihan yang terbaik bagi anak seperti memilih sekolah yang baik bagi anak dengan menyesuaikan kemampuan yang dimiliki anak
  4. Orang tua dapat menangani masalah kesehatan yang terjadi pada anak dengan memberikan informasi kepada orang tua melalui layanan BK.

Layanan BK sangat bermanfaat bagi anak dan orang tua. Layanan BK dapat membantu orang tua dalam menangani masalah perkembangan yang terjadi pada anak. Oleh karena itu orang tua sebaiknya perlu mempelajari BK agar mengetahui tingkatan perkembangan anaknya supaya dalam mengajar anak, orang tua tidak mengalami kekeliruan yang akan mengakibatkan rusaknya perkembangan anak.

Seperti pepatah mengatakan, kerja keras akan membuahkan hasil yang baik. Jika orang tua benar dalam mengajar anak maka anak akan menjadi anak yang cerdas, namun jika sebaliknya maka hasilnya juga akan sebaliknya, anak tidak akan menjadi anak yang cerdas dan perkembangannya akan terganggu.


04 April 2021

Microsoft Incubator Showcase School




Lima Sekolah Piloting di Kabupaten Wonogiri sudah disetujui untuk menjadi Microsoft Incubator Showcase School.

dari kelima Sekolah Piloting di Kabupaten Wonogiri salah satunya yaitu SMP Negeri 1 Bulukerto.


Program Microsoft Showcase School adalah komunitas global sekolah perintis di seluruh dunia. Program ini adalah kesempatan untuk terlibat dengan Microsoft dan pemimpin sekolah yang berpikiran sama di seluruh dunia untuk memperdalam dan memperluas transformasi pendidikan menggunakan Microsoft Education Transformation Framework. Sekolah Showcase menciptakan pengalaman yang berpusat pada siswa, imersif, dan inklusif yang menginspirasi pembelajaran seumur hidup, merangsang pengembangan keterampilan penting di masa depan sehingga siswa diberdayakan untuk mencapai lebih banyak.

Menjadi sekolah Showcase untuk bergabung dengan komunitas eksklusif pemimpin sekolah inovatif yang:

  • Bagikan wawasan dan praktik terbaik, dan terlibat dalam acara Microsoft lokal, nasional, atau global.
  • Nikmati manfaat lain termasuk penawaran mitra Microsoft dan dukungan produk, panduan transformasi digital dan akses ke sumber daya dan penelitian terbaru, dan peluang untuk pengakuan oleh institusi pendidikan global utama.
  • Bantu bentuk masa depan produk dan program pendidikan Microsoft, berkontribusi pada visi sekolah dan siswa di seluruh dunia, serta meningkatkan visibilitas dan peran sekolah Anda sebagai pemimpin.

Menjadi Sekolah Showcase

Apakah sekolah Anda masih proyek konstruksi atau beroperasi penuh, jika Anda mempertimbangkan perjalanan pertumbuhan menuju transformasi digital, Anda diundang untuk mendaftar ke Jalur Inkubator Showcase. Showcase Incubator Path adalah langkah pertama dalam perjalanan transformasi multi-tahun yang menarik dan bermanfaat ini yang memuncak dengan menjadi Sekolah Showcase.
Sekolah akan melalui Jalur Inkubator dengan kecepatan mereka sendiri yang didukung oleh Microsoft dan mitranya. Selain itu, mereka akan bergabung dengan komunitas Sekolah Showcase untuk terus membangun koneksi global dan memfasilitasi pembelajaran dari dan dengan sekolah lain.

13 Maret 2021

Kolaborasi Guru dan Orangtua dalam Implementasi Bimbingan Karier Siswa

Bimbingan dan konseling karir di sekolah pada dasarnya menitik-beratkan kolaborasi antara konselor dengan stakeholder sekolah, masyarakat, pihak profesional dan juga orang tua yang berfungsi untuk mengembangkan potensi dan kompetensi siswa dalam pemilihan karir siswa kelak ketika lusus. Hubungan kolaboratif ini tidak terbatas hanya pada profesional di sekolah dan masyarakat, tetapi juga termasuk dengan asosiasi kooperatif yang diciptakan oleh konselor sekolah dari keberhasilan program konseling sekolah pada setiap tingkat. Dengan demikian, konselor sekolah harus berupaya untuk mengembangkan garis komunikasi dengan orang tua untuk merencanakan tujuan pemilihan karir bagi anak mereka, menawarkan layanan program konseling sekolah, dan bila memungkinkan, melibatkan orang tua dalam mempelajari permasalahan dan hambatan dalam menentukan karir bagi siswa.

Orang tua sejatinya merupakan pendidik utama bagi siswa ketika berada di luar lingkungan sekolah. Orang tua terlibat dalam proses komunikasi timbal balik tentang program BK dalam pemilihan karir siswa. Orang tua juga membantu dalam pengumpulan data dan informasi, serta membantu kesuksesan layanan BK dengan monitoring di luar sekolah. Berbagai peranan di atas menjadi kontribusi penting dalam penyelenggaraan program BK di sekolah secara efektif dan efisien.

Oleh karenanya berdasarkan uraian tersebut maka konselor sekolah (guru BK) perlu memiliki strategi kolaborasi yang baik serta tepat antara orang tua khususnya dalam hal pemilihan karir siswa. Karena pemilihan karir siswa akan sulit tercapai apabila tidak adanya peran orang tua. Peran orang tua di sekolah adalah ujung tombak pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan juga untuk menghantarkan peserta didik memiliki dan dapat mengembangkan potensi dan kompetensi diri mereka. Oleh karena itu, orang tua dan konselor sekolah dapat saling bersinergi untuk membantu mengarahkan siswa dalam memilih karir yang sesuai dengan minat, bakat dan kompetensi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.

Implikasi Kolaborasi Antara Konselor dan Orang Tua

Orang tua sejatinya merupakan pendidik utama bagi siswa ketika berada di luar lingkungan sekolah. Orang tua juga memiliki kontribusi penting dalam penyelenggaraan program BK di sekolah agar berjalan lebih efektif dan efisien. Hal ini mengingat bahwa masing-masing pihak memiliki kebutuhan tersendiri dalam peranannya sebagai stakeholder bimbingan dan konseling. Jika kebutuhan-kebutuhan berbagai pihak tersebut hendak dipenuhi, ada implikasi yang harus dilakukan, yaitu:

  • Keadaan dan kebutuhan pihak-pihak yang memberi sumbangan signifikan pada pemilihan karir siswa harus dipertimbangkan dan dijadikan dasar untuk merumuskan program BK yang realistis. Oleh karena itu, orang tua dan warga komunitas (kelompok masyarakat asal siswa) sudah harus dilibatkan sejak proses asesmen. Keterlibatan mereka dalam hal ini antara lain menjadi sumber data yang akurat tentang keadaan siswa yang meliputi latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, dan latar belakang sosial-ekonomi.
  • Layanan bimbingan dan konseling (guidance services) tidak hanya disediakan bagi siswa, tetapi juga bagi semua pihak yang akan terlihat dalam proses pemilihan karir siswa. Dengan kata lain, semua pihak yang penting bagi proses pemilihan karir siswa berhak menerima layanan bimbingan dan konseling.
  • Bagi guru BK/konselor sekolah agar meningkatkan lagi kerjasamanya dengan sesama guru di sekolah; agar berusaha memasuki setiap organisasi profesi BK yang ada; dan agar meningkatkan lagi kerjasama dengan tenaga profesi lain (Efendi, dkk, 2013).

Keluarga adalah tempat lahirnya benih generasi berkarakter, sedangkan sekolah adalah tempat tumbuh kembangnya generasi tersebut. Mengingat peran orang tua sebagai pendidik terpenting dalam masa tumbuh kembang anak, maka orang tua adalah mitra sejati bagi pendidik. Sebagai orang tua, tidak cukup hanya berdiri di luar pagar sekolah mengamati proses pendidikan anak-anak kita dari jauh. Tentu perlu kerja keras dari dua sisi. Orang tua dapat menggunakan informasi dari sekolah tentang bakat, minat, dan potensi-potensi lainnya termasuk kekuatan maupun kelemahan anak-anaknya dalam memberikan bimbingan khususnya mengarahkan karir anak-anaknya antara lain:

  • Bantuan dalam menganalisis minat, kemampuan, dan keterbatasan anaknya.
  • Penjelasan tentang sifat-sifat yang diperlukan, kondisi-kondisi kerja dan gaya hidup pekerja dalam bidangbidang pekerjaan yang paling dikenal.
  • Diskusi tentang nilai-nilai pekerjaan yang berkembang sebagai hasil pengalaman masa lalu dan konsekuensi pengalamannya.
  • Diskusi tentang kondisi ekonomi keluarga yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan latihan dan pendidikan anak, dan bantuan perencanaan kegiatan.
  •  Bantuan dalam menggunakan pengalaman pengetahuan dan layanan dari famili, kawan, karyawan dan sumber-sumber lainnya dalam meneliti dunia kerja dan dalam merencanakan serta persiapan peranan anak-anak dalam dunia kerja.
  • Menyediakan suatu model dan penyuluhan terhadap anak-anaknya dengan berusaha mengembangkan dan membina sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
  • Memberi contoh sikap yang telah dihargai oleh semua orang tanpa memperhatikan kedudukan mereka dalam dunia kerja.
  • Menyediakan situasi-situasi yang memungkinkan anak-anak mengalami proses pengambilan keputusan dan memikul tanggung jawab sebagai konsekuensi keputusannya.
  • Membina komunikasi yang terbuka antara sekolah dan rumah sehingga pengalaman dari kedua situasi itu dapat mempengaruhi kebutuhan anak.
  • Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bekerja dan memikul tanggung jawab di rumah dan masyarakat.

Kesimpulan

Dalam penerapan bimbingan karir kepada siswa perlu adanya kolaborasi antara sekolah dengan orang tua, sehingga siswa mampu menentukan pilihan karir yang sesuai dengan bakat, minat, dan kompetensinya. Peran orang tua sangatlah penting bagi perkembangan karir siswa, dimana orangtua haruslah berperan aktif dalam menentukan perkembangan karir anak yang akan dipilih nantinya. Sehingga dengan adanya peran orang tua yang berkolaborasi dengan guru disekolah diharapkan siswa mampu menentukan pilihan karir yang sesuai dengan binat, bakat, kompetensi, serta kelemahan yang dimiliki pada dirinya sendiri.



19 Februari 2021

Guru BK dalam Pandangan Siswa

Yanuar Prasetyanto Nugroho, S.Pd.
Guru Bimbingan dan Konseling SMPN 1 Bulukerto


Setiap peserta didik akan menyukai seorang guru yang memiliki kepribadian baik. Kepribadian baik tidak hanya sebatas pada penampilannya saja, melainkan bagaimana seorang guru memberikan empati terhadap permasalahan yang dihadapi peserta didik, memberikan respon positif terhadap perilaku positif dan terus berinteraksi dalam dinamika proses pendidikan.
Bagaimana seorang guru dapat mengembangkan kepribadian? Bagaimana seorang guru dapat memberikan versi terbaik dari dalam diri?

Melatih Keterampilan Sosial
Seringkali guru bersembunyi dibalik bahasa komunikasi formal terhadap peserta didik, dalam situasi tertentu tanpa disadari membatasi diri untuk dikenal kepribadiannya oleh peserta didik. Guru perlu memberikan ruang bagi peserta didik untuk dipahami kepribadiannya secara utuh agar peserta didik dapat menilai dari cara berkomunikasi berdasarkan pengalamannya. Mulailah dengan menyempurnakan keterampilan sosial dengan menciptakan hubungan yang lebih natural. Pelajari bagaimana peserta didik ingin diperlakukan, kenali harapan peserta didik dan slalu mengatakan sesuatu yang dapat diterima dengan baik dari segala situasi. Berdialoglah sesuai dengan pemahaman peserta didik. Keterampilan sosial ini akan membuat peserta didik menilai guru sebagai sosok yang kuat dan dapat menerima diri mereka apa adanya

Tersenyum
Sebuah senyuman yang tulus adalah salah satu karakteristik guru yang memiliki kepribadian baik. Tersenyumlah disaat terjalin kontak mata dengan peserta didik. Senyum yang tulus dan tepat membuat kesan bahwa guru mempercayai peserta didik dan dapat menerima segala kelebihan dan kelemahan dirinya. Berikan senyuman sesuai keadaan antara senyum ramah dan senyum dalam situasi formal

Selalu Tenang
Guru yang memiliki kepribadian kuat tidak mudah marah dan selalu tenang dalam segala situasi. Hal ini memberikan kesan bahwa guru menjadi pribadi yang selalu bisa memberikan solusi dan mengetahui sebuah permasalahan dan mampu mencari jalan terbaiknya. Saat berhadapan dengan peserta didik tampilkan kepercaaan diri yang tinggi, sehingga peserta didik mulai mempercayai guru sebagai pribadi yang solutif dan memiliki control diri yang baik

Percaya Diri
Peserta didik menerima kesan tentang kepribadian guru dari kepercayaan diri yang ditampilkan. Secara fisik tampak dari cara berpakaian yang sesuai dan pantas. Gunakan pakaian yang sesuai dengan tipe tubuh secara fisik, sehingga terlihat bagus dan sesuai untuk digunakan. Kepercayaan diri membuat peserta didik tertarik dengan guru dan memberikan kesan profesional yang berintegrasi dengan keterampilan sosial dan gaya komunikasi yang baik

Rendah Hati
Rasa percaya diri sangat penting dan tidak untuk kesombongan. Keyakinan terhadap kemampuan diri ini, lebih diarahkan kepada guru mengetahui apa yang akan dilakukan. Tunjukan bahwa guru rendah hati dan menyadari sepenuhnya guru tidak mengetahui segalanya. Kembangkan mentalitas realistis dan rendah hati terhadap kemampuan yang dimiliki dan selalu berkolaborasi dengan kemampuan peserta didik

Menunjukkan Sisi Optimis
Kecenderungan orang negative hanya menyebarkan hal yang negative. Guru yang berkerpibadian baik akan berusaha menemukan hal terbaik yang bisa dilakukan dalam segala situasi. Fokuslah pada kemampuan yang dimiliki dan tampilkan kebahagiaan dalam kehidupan

Pendengar yang Baik
Setiap peserta didik membutuhkan guru yang mampu menjadi pendengar yang baik untuk dirinya. Pada situasi tertentu peserta didik tidak membutuhkan saran, pengalaman atau orientasi, mereka hanya butuh didengarkan dan dapat diterima apa adanya diri mereka dengan baik

Meningkatkan Diri dengan Baik
Mulailah meningkatkan kemampuan diri bukan untuk orang lain, melainkan untuk pengembangan diri yang terus meningkat secara berkesinambungan. Merawat diri dengan baik, menjaga kesehatan, berolahraga, makanan sehat dan memiliki penampilan menarik

Cobalah untuk Tetap Bahagia
Buanglah semua hal negative dalam kehidupan karena hidup adalah kombinasi kebahagiaan dan kesedihan. Setiap pribadi tidak akan memahami kebahagiaan bila tidak mengetahui kesedihan

Kesediaan Diri untuk Membantu Orang Lain
Guru yang berkepribadian baik selalu siap membantu orang lain disekitarnya dengan sukarela. Hal itu dilakukan bukan untuk terlihat baik dimata orang lain, melainkan dengan memberikan bantuan kepada orang lain, akan membuat perasaannya semakin baik


07 Januari 2021

Pengimbasan Sekolah Piloting (Smart School)

 





Foto : Pengimbasan Sekolah Piloting Office 365 Pada Siswa

SMP Negeri 1 Bulukerto ditunjuk menjadi salah satu Sekolah Piloting Smart School dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri.

Tim Smart School System and Application
SMP Negeri 1 Bulukerto,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri

>> Penanggung Jawab <<
M. Ichwan Effendi, S.Pd.,M.Pd.

>> Smart Education <<
Arif Jatmiko, S.Si.,M.Pd.
Suyanto, S.Pd.
Rusgiyanti, S.S.

>> Smart School Life <<
Yanuar Prasetyanto Nugroho, S.Pd.

>> Smart Management <<
Santoso, S.Pd.I.,M.Pd.I.