Bimbingan dan konseling karir di sekolah pada dasarnya menitik-beratkan kolaborasi antara konselor dengan stakeholder sekolah, masyarakat, pihak profesional dan juga orang tua yang berfungsi untuk mengembangkan potensi dan kompetensi siswa dalam pemilihan karir siswa kelak ketika lusus. Hubungan kolaboratif ini tidak terbatas hanya pada profesional di sekolah dan masyarakat, tetapi juga termasuk dengan asosiasi kooperatif yang diciptakan oleh konselor sekolah dari keberhasilan program konseling sekolah pada setiap tingkat. Dengan demikian, konselor sekolah harus berupaya untuk mengembangkan garis komunikasi dengan orang tua untuk merencanakan tujuan pemilihan karir bagi anak mereka, menawarkan layanan program konseling sekolah, dan bila memungkinkan, melibatkan orang tua dalam mempelajari permasalahan dan hambatan dalam menentukan karir bagi siswa.
Orang tua sejatinya merupakan pendidik utama bagi siswa ketika berada di luar lingkungan sekolah. Orang tua terlibat dalam proses komunikasi timbal balik tentang program BK dalam pemilihan karir siswa. Orang tua juga membantu dalam pengumpulan data dan informasi, serta membantu kesuksesan layanan BK dengan monitoring di luar sekolah. Berbagai peranan di atas menjadi kontribusi penting dalam penyelenggaraan program BK di sekolah secara efektif dan efisien.
Oleh karenanya berdasarkan uraian tersebut maka konselor sekolah (guru BK) perlu memiliki strategi kolaborasi yang baik serta tepat antara orang tua khususnya dalam hal pemilihan karir siswa. Karena pemilihan karir siswa akan sulit tercapai apabila tidak adanya peran orang tua. Peran orang tua di sekolah adalah ujung tombak pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan juga untuk menghantarkan peserta didik memiliki dan dapat mengembangkan potensi dan kompetensi diri mereka. Oleh karena itu, orang tua dan konselor sekolah dapat saling bersinergi untuk membantu mengarahkan siswa dalam memilih karir yang sesuai dengan minat, bakat dan kompetensi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.
Implikasi Kolaborasi Antara Konselor dan Orang Tua
Orang tua sejatinya merupakan pendidik utama bagi siswa ketika berada di luar lingkungan sekolah. Orang tua juga memiliki kontribusi penting dalam penyelenggaraan program BK di sekolah agar berjalan lebih efektif dan efisien. Hal ini mengingat bahwa masing-masing pihak memiliki kebutuhan tersendiri dalam peranannya sebagai stakeholder bimbingan dan konseling. Jika kebutuhan-kebutuhan berbagai pihak tersebut hendak dipenuhi, ada implikasi yang harus dilakukan, yaitu:
- Keadaan dan kebutuhan pihak-pihak yang memberi sumbangan signifikan pada pemilihan karir siswa harus dipertimbangkan dan dijadikan dasar untuk merumuskan program BK yang realistis. Oleh karena itu, orang tua dan warga komunitas (kelompok masyarakat asal siswa) sudah harus dilibatkan sejak proses asesmen. Keterlibatan mereka dalam hal ini antara lain menjadi sumber data yang akurat tentang keadaan siswa yang meliputi latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, dan latar belakang sosial-ekonomi.
- Layanan bimbingan dan konseling (guidance services) tidak hanya disediakan bagi siswa, tetapi juga bagi semua pihak yang akan terlihat dalam proses pemilihan karir siswa. Dengan kata lain, semua pihak yang penting bagi proses pemilihan karir siswa berhak menerima layanan bimbingan dan konseling.
- Bagi guru BK/konselor sekolah agar meningkatkan lagi kerjasamanya dengan sesama guru di sekolah; agar berusaha memasuki setiap organisasi profesi BK yang ada; dan agar meningkatkan lagi kerjasama dengan tenaga profesi lain (Efendi, dkk, 2013).
Keluarga adalah tempat lahirnya benih generasi berkarakter, sedangkan sekolah adalah tempat tumbuh kembangnya generasi tersebut. Mengingat peran orang tua sebagai pendidik terpenting dalam masa tumbuh kembang anak, maka orang tua adalah mitra sejati bagi pendidik. Sebagai orang tua, tidak cukup hanya berdiri di luar pagar sekolah mengamati proses pendidikan anak-anak kita dari jauh. Tentu perlu kerja keras dari dua sisi. Orang tua dapat menggunakan informasi dari sekolah tentang bakat, minat, dan potensi-potensi lainnya termasuk kekuatan maupun kelemahan anak-anaknya dalam memberikan bimbingan khususnya mengarahkan karir anak-anaknya antara lain:
- Bantuan dalam menganalisis minat, kemampuan, dan keterbatasan anaknya.
- Penjelasan tentang sifat-sifat yang diperlukan, kondisi-kondisi kerja dan gaya hidup pekerja dalam bidangbidang pekerjaan yang paling dikenal.
- Diskusi tentang nilai-nilai pekerjaan yang berkembang sebagai hasil pengalaman masa lalu dan konsekuensi pengalamannya.
- Diskusi tentang kondisi ekonomi keluarga yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan latihan dan pendidikan anak, dan bantuan perencanaan kegiatan.
- Bantuan dalam menggunakan pengalaman pengetahuan dan layanan dari famili, kawan, karyawan dan sumber-sumber lainnya dalam meneliti dunia kerja dan dalam merencanakan serta persiapan peranan anak-anak dalam dunia kerja.
- Menyediakan suatu model dan penyuluhan terhadap anak-anaknya dengan berusaha mengembangkan dan membina sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
- Memberi contoh sikap yang telah dihargai oleh semua orang tanpa memperhatikan kedudukan mereka dalam dunia kerja.
- Menyediakan situasi-situasi yang memungkinkan anak-anak mengalami proses pengambilan keputusan dan memikul tanggung jawab sebagai konsekuensi keputusannya.
- Membina komunikasi yang terbuka antara sekolah dan rumah sehingga pengalaman dari kedua situasi itu dapat mempengaruhi kebutuhan anak.
- Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bekerja dan memikul tanggung jawab di rumah dan masyarakat.
Kesimpulan
Dalam penerapan bimbingan karir kepada siswa perlu adanya kolaborasi antara sekolah dengan orang tua, sehingga siswa mampu menentukan pilihan karir yang sesuai dengan bakat, minat, dan kompetensinya. Peran orang tua sangatlah penting bagi perkembangan karir siswa, dimana orangtua haruslah berperan aktif dalam menentukan perkembangan karir anak yang akan dipilih nantinya. Sehingga dengan adanya peran orang tua yang berkolaborasi dengan guru disekolah diharapkan siswa mampu menentukan pilihan karir yang sesuai dengan binat, bakat, kompetensi, serta kelemahan yang dimiliki pada dirinya sendiri.