Mewujudkan Manusia Yang Cerdas, Terampil , Beriman Bertaqwa, Dan Berbudi Pekerti Mulia Serta Peduli Lingkungan

20 Mei 2020

Dampak Pendemi Covid-19

        Era kekinian dan kedisinian dalam dunia kesehatan membawa dampak yang maha dasyat pada sektor-sektor yang ada di dunia terlebih khususnya di Indonesia. Baik dalam sistem pemerintahan, sistem politik, ekonomi, budaya, teknologi maupun pendidikan.
        Akhir - akhir ini banyak sosmed dibanjiri oleh pemberitaan wabah yang menular yaitu wabah pandemi covid-19 atau lebih dikenal dengan istilah virus corona. Dunia pendidikan pun ikut mengalami polemik karena wabah virus corona ini. Semua peserta didik dirumahkan atau belajar dari rumah. Permasalahan pendidikanpun muncul satu – persatu ditengah hantaman keras virus corona yang ada. Permasalahan guru dan tenaga kependidikan harus berusaha bekerja dari rumah baik halnya guru dan tenaga pendidikan yang ada pada instansi sekolah Negeri maupun Swasta dari tingkat PG (Play Group) hingga Perguruan Tinggi. Di Perguruan Tinggipun Tenaga Pendidikan menjalankan swadharmanya dari rumah masing – masing. Dari tingkat PG hingga perguruan tinggi memiliki permasalahan yang bervariasi.
        Masalah yang bervariasi itu dimulai dari terbatasnya tatap muka antara pendidik dengan peserta didik, kurangnya SDM beberapa guru yang masih gaptek terhadap mengoprasikan computer maupun HP androidnya, ketika peserta didik dikirimkan video maupun soal berbasis online pendampingan orang tua dalam mendampingi anak – anaknya menjawab soal maupun belajar online kurang, karena orang tua siswa juga memiliki kesibukan yang lain. Keterbatasan dan belum canggihnya orang tua siswa juga dalam mengakses teknologi berbasis online yang diberikan oleh guru dari sekolah. Apalagi kita menyoroti guru yang tidak sama sekali mengenal teknologi, sudahlah ada istilah PR lagi bagi anak – anak didik. Dalam hal ini Tri Sentral pendidikan seakan tidak beroperasi maksimal akibat virus corona ini. Tapi di satu sisi virus corona ini mengajarkan kepada semua komponen untuk belajar mengenai system belajar online bersama, mengajarkan kepada anak didik arti dari sebuah kemandirian belajar dan merdeka belajar, memberikan penyadaran kepada orang tua siswa akan pentingnya pendidikan bagi anaknya.

 a. Pengertian Covid-19
        Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID- 19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Hal ini membuat beberapa negara di luar negeri menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona.

b. Gejala Virus Corona (COVID-19)
        Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
 1. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
 2. Batuk
 3. Sesak napas
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain.
 
c. Penyebab Virus Corona (COVID-19)
        Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19 
3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan 
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

d. Pengobatan Virus Corona (COVID-19)
        Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
1. Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit yang ditunjuk 
2. Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita 
3. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup 
4. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh

e. Komplikasi Virus Corona (COVID-19)
        Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi serius berikut ini:
1. Pneumonia (infeksi paru-paru)
2. Infeksi sekunder pada organ lain 
3. Gagal ginjal 
4. Acute cardiac injury 
5. Acute respiratory distress syndrome
6. Kematian

f. Pencegahan Virus Corona (COVID-19)
        Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
1. Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak. 
2. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian. 
3. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum. 
4. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat. 
5. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
6. Hindari kontak dengan penderita atau orang yang dicurigai menderita COVID-19. 
7. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah. 
8. Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek. 
9. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.

        Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
1. Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan. 
2. Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput. 
3. Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain. 
4. Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar- benar sembuh. 
5. Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit. 
6. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain. 
7. Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain. 
8. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

10 Mei 2020

Kurikulum 2013, Peran Guru BK Sangat Penting

JAKARTA – Siap tidak siap, kurikulum 2013 akan mulai diterapkan pada tahun ajaran ini. Dalam penerapannya, kurikulum baru tersebut menekankan peranan guru bimbingan konseling (BK) yang semakin tinggi.

Demikian diungkapkan Guru Besar Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang (Unnes) Mungin Eddy Wibowo dalam Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling besutan Jurusan BK Unnes, belum lama ini. Dia menyebut, tantangan yang harus segera diluruskan adalah seharusnya guru BK di sekolah merupakan konselor yang mendidik, bukan dianggap sebagai “polisi sekolah” atau momok yang ditakuti oleh siswa.

“Peran guru BK dalam implemetasi kurikulum 2013 akan semakin penting. Pasalnya di tingkat SMA sederajat, penjurusan ditiadakan, diganti dengan kelompok peminatan,” kata Mungin, seperti disitat dari situs Unnes, Senin (6/5/2013).

Menurut Mungin, dengan diberlakukannya kelompok peminatan, maka guru BK memiliki tugas untuk memberikan pendampingan secara intensif kepada siswa. Diharapkan, siswa dapat memilih sesuai dengan kemampuan, bakat, serta minatnya.

“Dengan adanya program kelompok peminatan, maka peran dan tugas guru BK semakin besar. Karena sejak awal masuk, siswa harus diarahkan sesuai dengan bakat, minat, dan kecenderungan pilihannya,” ujarnya.

Oleh karena itu, dia menegaskan, ke depan, peran dan tanggungjawab guru BK terhadap siswa SMP juga harus lebih nyata. Sebab, guru BK harus mulai mengamati dan mendampingi anak sejak kelas satu.

“Harus dilihat dan dampingi, anak tersebut senang dan minat pada mapel apa. Untuk mengarahkan studi lanjutannya, ke SMA atau SMK,” ungkap Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (Abkin) itu.

Ketua Panitia Seminar Sri Hartati menyebut, perubahan dan penyempurnaan kuriukulum adalah hal yang lumrah. Namun, persepsi yang berkembang di masyarakat dan isu-isu yang mengemuka mengakibatkan keresahan, kebingungan, dan bahkan kepanikan termasuk bagi guru BK.

“Seminar nasional ini diusahakan tidak hanya sebatas teoritis belaka, tapi bagaimana menyusun rencana aksi yang berbasis pada peminatan siswa. Dengan demikian peserta dapat mengetahui bagaimana guru BK memberikan pendampingan dan arahan kepada siswa secara berkelanjutan, bagaimana guru BK mengidentifikasi apa yang diminati dan masalah yang dihadapi siswa, serta bagaimana metode monitoring dan konseling yang seharusnya dilakukan sesuai kurikulum baru ini,” urai Tatik.

Guru BK Masih Ada



Hallo,Teman-teman Guru BK di manapun berada, semoga sehat, bahagia dan semangat selalu. Di kesempatan ini kita akan membahas tentang sesuatu yang cukup menggelitik yakni “Saat Ini Kita Masih Tetap Ada”.

Saat ini proses pendidikan sedang mengalami “Inflection Point” atau Titik Belok Serius. Pandemi corona ini menjadikan semua  berbeda dan mengejutkan semua program akademik layanan BK yang sudah tertata apik tapi keadaan mengharuskan bertemu titik balik serius.

Teman-teman Guru BK, saat ini siswa kita sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Anak-anak cemas tentang status mereka. Apakah dengan belajar di rumah itu mereka mendapatkan ilmu yang sesuai daan nilai yang minimal bisa mencapai KKM atau IPK. Untuk anak-anak kelas 9 dan 12, kecemasan tentang ijazah mereka yang sah atau tidak karena UN ditiadakan dan bagaimana melanjutkan studi nantinya.

Bagi sebagian anak-anak tentu ada yang mengalami kesulitan belajar di rumah, apalagi mereka yang lebih faham materi pelajaran dengan model praktik langsung. Saat ini banyak siswa yang keberatan karena beberapa guru cenderung hanya mengirimkan tugas kepada siswa tanpa menjelaskan terlebih dahulu.

Mereka memikirkan keadaan ini sampai kapan? Dan bagaimana dengan belajarnya, apakah tetap mendapatkan rapor dan apa nanti tetap naik kelas ? Kondisi ini menunjukkan bahwa anak-anaak kita dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Teman-teman Guru BK, mungkin beberapa hal ini bisa kita lakukan, agar kita tetap bisa menjalankan program-program BK kita,yakni antara lain :

1. Buat group WhatsApp atau komunikasi media lain agar tetap bisa update kondisi anak-anak, mungkin dengan sering komen akan menjadikan anak terasa dekat dengan kita.
2. Buat komunikasi virtual yang rutin, misalnya tiaphari tertentu berkomunikasi visual langsung meski tidak ada materi khusus yang kita sampaikan untuk menguatkan emosional kita dengan anak-anak.
3. Jika memberikan materi yang berkonten BK jangan diakhiri dengan tugas tertentu, sebaiknya share saja konten yang bermanfaat danaakhiri dengan permintaan menanggapi bebas namun tidak wajib.
4. Kita berperan jadi motivator, bisa dengan kata-kata sakti atau kita share penggalan-penggalan video yang banyaak ada di youtube.
5. Jalin komunikasi dengan orang tua siswa menanyakan kondisi siswa dan ini sangat berarti bagi orangtua siswa.
6. Perhatikan lebih anak-anak yang dipandang rawan, sering-sering dihubungi dan dicek perkembangannya .
7. Dipastikan layanan BK harus berjalan lebih intensif. Buka “Layanan Curhat Online” 24 jam karena banyaknya siswa yang membutuhkan kita.

Teman-teman Guru BK dalam kondisi saat ini, kita mengasuh 50 siswa saja sudah sangat kuwalahan, maka kita harus memastikan anak-anak dalam keadaan baik-baik saja.

Ayo, kita tunjukkan bahwa saat ini  Guru BK masih ada.

Buka Ulasan Artikel melalui video dengan buka link : https://bit.ly/GuruBKMasihAda

Copying By. mintotulus.wordpress.com

Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkotika pada Kalangan Remaja/Siswa

Pada zaman yang modern ini, kasus tentang penyalahgunaan narkotika atau obat-obatan terlarang pada kalangan remaja terus meningkat dari tahun ke tahun. Banyaknya para remaja yang telah menjadi kecanduan dengan barang haram tersebut karena pergaluan mereka yang kurang baik.

 Hal ini bukan saja dapat membawa pengaruh buruk bagi remaja, tetapi juga membawa pengarung buruk bagi negara karena negara yang maju berasal dari generasi penerusnya yang sehat, cerdas dan berakhlak baik. Para remaja menjadi sasaran utama bagi para pengedar narkotika bukan karena tanpa alasan tetapi, ini semua di karenakan para remaja yang mudah terpengaruh oleh iming-iming apalagi di usia mereka yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan masih dalam penjajakkan pencarian jati diri. Tidak heran apabila penjualan narkotika dikalangan remaja menjadi laris manis yang membuat untung besar bagi para penjual narkotika.

Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu candu, ganja, koka. Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengkonsumsi obat – obatan terlarang secara berulang – ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004:34).

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009). Yang termasuk jenis narkotika adalah tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika antara lain:

Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat, seperti:
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.Jenis narkoba juga adalah termasuk ganja. Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.

 Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.

Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.

Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.

Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.

Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk. Kata “morfin” berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.

Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.

Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.

 
Dampak negative penyalahgunaan narkoba terhadap remaja  adalah sebagai berikut:

1. Perubahan dalam sikap atau kepribadian
Perubahan sikap sangat terlihat jelas dan perubahan sikap tersebut menjadi sangat negatif yang akan merubah kepribadian remaja itu sendiri karena remaja yang telah menggunakan barang haram itu sudah tidak dapat lagi berpikir secara jernih. Ini membuatnya sulit memilah mana yang baik dan buruk baginya karena pemikiranya telah rusak akibat mengonsumsi narkotika secara berlebihan.

2. Menurunnya kedisiplinan dan nilai – nilai pelajaran
Menurunya sikap disiplin karena pengaruh narkotika membuat remaja enggan untuk mengikuti aturan-aturan yang mengikat dirinya. Bagi mereka aturan mengikat itu tidak ada dan kecintaan mereka pada kebebasan yang tinggi membuat mereka berpikir aturan tidak ada yang ada yakni aturan diri sendiri.

Hal ini membuat para remaja yang masih di bangku sekolah dan telah mengalami kecanduan barang haram itu mempunyai nilai yang anjlok karena daya konsentrasi dan berfikir yang menurun diakibatkan oleh rusaknya sel saraf pada otak karena telah mengonsumsi narkotika secara berlebihan.

3. Sifat emosional yang tidak terkontrol
Sisi emosi yang tidak terkontol sering kali membuat para remaja  yang mengonsumsi narkotika mudah tersinggung dan cepat marah. Pengaruh narkotika yang tinggi dan membuat mereka berhalusinasi tinggi sering kali dapat menibulkan rasa emosi yang tinggi.

Hal itu terjadi saat mereka tersadar dari halusinasi dan melihat kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan atau angan mereka akan membuat mereka menjadi marah dan kesal serta kecewa karena mereka tidak dapat menerima kenyataan yang sebenarnya.

4. Menjadi sangat malas
Mereka akan menjadi sangat malas dalam melakuan pekerjaan apa pun karena tidak ada usaha untuk mencapai cita-cita sebab bagi mereka narkotika dan keindahan adalah halusinasi.

Dunia halusinansi yang tinggi membuat mereka berpikir terlalu mudah karena tidak ada yang ingin mereka capai sebab apa yang ingin di capai sudah larut dalam dunia halusinasibmembentuk mereka menjadi orang yang malas dan tidak memiliki nilai juang.

5. Membahayakan kesehatan diri
Akibat mengonsumsi narkotika secara berlebihan akan membuat daya tahan tubuh mereka menjadi lemah sehingga, mudah sekali untuk terserang berbagai penyakit berbahaya.

Jika terserang penyakit berbahaya tentu saja membahayakan kesehatan mereka dan membuat umur mereka lebih cepat bertemu dengan ajalnya sebab daya tahan tubuh yang seharusnya kuat untuk melindungi diri dari berbagai penyakit malah menjadi rusak dan tak berdaya.

6. Rela melakukan tindak kriminal demi mendapatkan narkoba
Tak jarang para remaja nekad melakukan tindakkan kriminal demi mendapatkan narkoba seperti mereka rela mencuri saat terdesak dan tidak memiliki uang untuk membeli barang haram itu.

Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seharusnya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap remaja. Oleh sebab itu, mulai saat ini kita selaku tenaga kesehatan, pendidik, pengajar dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu – waktu dapat menjerat anak – anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut diatas, mari kita jaga dan awasi anak – anak kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menyalurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
 

Terima kasih.

Semoga bermanfaat.

 

By. YPN_BK_SMPN1Blo